Simulasi Terjadinya Perang Nuklir Amerika vs Rusia -->

Iklan Semua Halaman

Simulasi Terjadinya Perang Nuklir Amerika vs Rusia

Kamis, 19 September 2019

Aktualita.co - Apakah yang terjadi jika Amerika dan Rusia benar-benar berperang dan mengeluarkan seluruh kekuatan senjata nuklir mereka?

Pertanyaan ini dijawab melalui simulasi yang dilakukan oleh pakar di Universitas Princeton di New Jersey.

Hasilnya, 34 juta orang diperkirakan akan meninggal dalam waktu kurang dari lima jam. Tak hanya itu, 60 juta orang akan terluka oleh  ledakan dan jumlah korban akan semakin bertambah secara drastis akibat jangka panjang penggunaan senjata nuklir.

Video simulasi tersebut dibuat dalam video yang diberi judul Plan A. Video ini didasarkan pada jumlah pasukan AS dan Rusia saat ini, target senjata nuklir, dan perkiraan kematian.

Runtuhnya Perjanjian Nuklir Amerika dan Rusia

Sebenarnya, Rusia dan Amerika Serikat memiliki perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty 1987 atau Traktat Angkatan Nuklir Jarak Menengah.

Sayangnya, perjanjian tersebut telah runtuh setelah Amerika Serikat menuduh Rusia melanggar perjanjian, walau dibantah oleh Rusia.

Moskow sendiri menyatakan tidak akan mengerahkan senjata terlarang kecuali Amerika Serikat memulai lebih dulu.

Seperti diketahui, Amerika Serikat dan Rusia menguasai 90 persen senjata nuklir di dunia. Lebih dari 8.000 hulu ledak yang cukup untuk saling menghancurkan satu sama lain, dan dunia.

Sebenarnya ada perjanjian nuklir lagi yang mengatur kedua negara.

New START (for Strategic Arms Reduction Treaty) adalah perjanjian pelucutan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Federasi Rusia. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 8 April 2010 di Praha.

Senjata Nuklir Terbaru Amerika Serikat

Amerika Serikat dilaporkan saat ini tengah mengembangkan W76-2 yang dikembangkan di Pabrik Pantex di Texas Panhandle. Senjata ini ledakannya lebih kecil dari pendahulunya.

Senjata itu adalah varian dari senjata nuklir utama yang diluncurkan kapal selam Angkatan Laut, W76-1. Hulu ledaknya adalah “senjata strategis,” yang berarti senjata itu membuat ledakan yang sangat besar. W76-1 diyakini memiliki hasil sekitar 100 kiloton.

Sebagai perbandingan, Bom Hiroshima hanya berkekuatan 15 kiloton.

Senjata Nuklir Terbaru Rusia

Rusia saat ini tengah mengembangkan rudal nuklir bernama Burevestnik. Inteligen Amerika Serikat memperkirakan bahwa enjata super Burevestnik akan siap dalam enam tahun ke depan.

Burevestnik dipandang oleh Rusia sebagai rudal jelajah siluman terbang rendah, yang tidak mampu dicegat oleh pertahanan udara Barat. Senjata ini bisa mengirimkan hulu ledak nuklir di mana saja di seluruh dunia.