Gula putih terbuat dari tebu, sementara gula aren terbuat dari nira (cairan yang keluar dari batang pohon enau). Gula putih termasuk sumber makanan yang hanya tinggi kalori saja tapi gizinya minim, bahkan hampir nol, sementara gula aren ternyata diperkaya oleh beberapa mineral yang diperlukan oleh tubuh.
Dikutip dari Tribun Bogor, gula aren mengandung kalium, fosfor, zink, zat besi, mangan, tembaga, hingga dosis kecil antioksidan, seperti polifenol, flavonoid, dan antosianidin. Gula aren juga kaya akan vitamin B8 (inositol), asam folat, vitamin B1 (tiamin), dan vitamin B2 (riboflavin) yang berfungsi untuk membentuk sel-sel sehat.
Gula aren menjadi salah satu pemanis alternatif dengan indek glikemik rendah juga berkat kandungan serat makanan di dalamnya yang disebut inulin. Serat inulin dikenal dapat menjaga kadar gula darah tetap normal.
Baca juga : Peluang Bisnis Kopi Susu Gula Aren Kekinian
Gula Aren Cair, Batangan atau Kristal
Gula aren pada saat diproduksi, pada awalnya berbentuk cair, lalu dengan alasan untuk memudahkan pengiriman dan pengemasan maka dibentuk dalam cetakan dengan berbagai bentuk.
Sayangnya, dipasaran tidak sedikit justru gula cair yang dijual berasal dari gula cetak yang sudah jadi kemudian dihancurkan kembali dan ditambah air untuk menjadi gula cari atau gula kristal (gula semut).
Lalu manakah yang terbaik dari dari gula aren untuk kopi?
Sebenarnya semua jenis gula aren punya kelebihannya masing-masing.
Gula berbentuk kristal (gula semut) paling banyak dipakai karena lebih mudah ditakar. Tak sedikit gula aren kristal telah dikemas dalam takaran-takaran tertentu.
Adapun gula aren cair sebenarnya paling efektif untuk campuran kopi. Sayangnya dipasaran masih belum banyak gula aren cair. Agar berkualitas baik, produsen gula aren cair harus memastikan kualitas dan konsistensi kandungan pada gula aren cairnya.
Selain itu, cara penyimpanan gula aren cair juga harus diperhatikan dengan baik.
Adapun Gula aren cetakan biasanya lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga.