Komentar
Di dunia standup ia punya banyak prestasi. Ia menjadi penampil utama di Vancouver Comedy Club yang sangat hits di dunia standup.
Masih di dunia standup, ia juga tampil di Just For Laughs North West dan menjadi finalist Yuk Off Competition tahun 2016 & 2017.
Tak salah, jika Yumi Nagashima akan menjadi salah satu penampil di Jakarta International Comedy Festival (JICOMFEST) 2019.
Dunia standup merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dalam hidupnya. Dalam satu wawancara yang dimuat di Straight.com, Yumi menyebut jika ingin standup hingga berusia 88 tahun.
"Saya ingin standup sampai saya berusia 88 tahun, seperti Betty White," ungkapnya di wawancara tersebut.
Yumi telah mempertontonkan kemampuan standupnya dibanyak negara seperti Amerika, Australia, Inggris, Jepang dan tentu saja Kanada.
Tak hanya standup. Ia juga menyukai dunia musik. Yumi Nagashima sempat merilis album berjudul My Name is Yumi yang debut Februari tahun ini. Video lagunya dirilis melalui akun youtube Comedy Here Often?
Yumi juga memiliki program radio sendiri di CBC yang bertajuk "The Debaters".
Yumi bisa dibilang memiliki modal yang besar di panggung hiburan. Ia lucu, cantik dan juga pintar. Walau demikian, ia mengaku kerap gagal saat mengikuti audisi film termasuk ke film Hollywood. Ia memang memiliki harapan besar di dunia film. Tak heran, jika tahun-tahun awalnya di Kanada ia mengambil kelas akting.
Yumi mengaku saat awal karir aktingnya, ia kerap ditekan agen agar melatih dialeknya supaya seperti penutur Barat.
Tetapi Yumi bergeming, ia tetap dengan aksennya yang tetap berdialek Jepang.
Walau demikian, Yumi juga membintangi sejumlah film diantaranya 2BR02B (To be or Naught to Be) dan Indigo. Ia juga pernah membintangi sejumlah tv series.
Filmnya, "The Man in the High Castle" adalah film yang tayang di HBO.
Yumi berdarah Jepang dan menetap di Kanada dan masih memiliki aksen Jepang yang kental menjadi bahan yang sering diolah dalam materi standupnya.
Materi andalannya adalah tentang wanita dari sudut pandang yang unik. Ia juga kerap mengambil sudut pandang seorang wanita imigran.
Materi bertema "Jepang" menjadi andalannya. Misalnya ia sebagai pelayan kedai sushi yang seksi atau ninja pembunuh misterius.
Yumi memang pernah menjadi pelayan di restoran Jepang. Di tempat kerjanya itu, ia kerap mempraktikkan kemampuan komedinya dihadapan rekan rekan kerjanya.