Dampak Negatif Vape Bagi Kesehatan Diungkap Peneliti -->

Iklan Semua Halaman

Dampak Negatif Vape Bagi Kesehatan Diungkap Peneliti

Senin, 10 September 2018

Aktualita.co - Saat ini banyak orang yang mengaggap jika menghirup rokok elektrik atau vape aman-aman saja bagi kesehatan mereka.

Selain masih sedikit penelitian tentang dampak vape bagi kesehatan, juga terlalu banyak mitos seputar vape yang berkembang.

Para periset dari Universitas New York mengungkapkan, uap vape ternyata dapat merusak DNA, meningkatkan risiko kanker, serta memicu penyakit jantung.

Hasil ini mengacu pada sebuah hasil riset Lewat uji laboratorium, studi terbaru menemukan, tikus yang terpapar uap vape mengalami tingkat kerusakan DNA yang lebih tinggi di jantung, paru-paru dan kandung kemih. Selain itu, sistem DNA yang melindungi terhadap serangan kanker juga terganggu.

"Kami menemukan uap vape bersifat karsinogenik dan penggunanya memiliki risiko lebih tinggi daripada non-pengguna," kata pemimpin peneliti tim Moon-shong Tang.

Saat menguji paparan nikotin dan turunannya pada sel-sel paru dan kandung kemih manusia—juga ditemukan persoalan serupa. Sel-sel cenderung bermutasi atau mengalami perubahan, hingga menjadi pemicu tumor.

Uap vape seringkali dianggap tidak berisiko, karena disebut hanya mengandung sedikit nikotin dan beberapa pelarut organik yang relatif tidak berbahaya. Dan, penelitian lain juga menunjukkan pengguna vape memiliki 97 persen lebih sedikit karsinogen pada paru-paru, daripada perokok tembakau.

Namun tetap, tingkat tersebut masih jauh lebih tinggi pada pengguna vape, daripada mereka yang tidak merokok.

Karsinogen adalah zat-zat yang menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat dalam sel-sel tubuh. Hal ini mengganggu proses-proses biologis.

Karsinogenik adalah sifat mengendap dan merusak terutama pada organ paru-paru, karena zat-zat yang terdapat pada rokok.

Periset juga mengungkapkan sebagian besar nikotin yang dihirup dipecah menjadi bahan kimia non toksik yang disebut cotinine. Setelah itu diekskresikan dalam urin, --sebagian kecil, kurang dari 10 persen, dan diyakini dimetabolisme menjadi nitrosamin dan turunannya—termasuk karsinogen pada paru-paru. Peneliti memeringatkan bahwa bahan kimia tersebut mampu menginduksi tumor di berbagai organ.