Kisah Wartawan Citizen Jurnalism Sukses Bisnis Mentimun Jepang -->

Iklan Semua Halaman

Kisah Wartawan Citizen Jurnalism Sukses Bisnis Mentimun Jepang

Minggu, 26 November 2017
Aktualita.co – Seorang warga Desa Telogotunggal, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang juga anggota Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) salah satu komunitas citizen  jurnalism, berhasil mengembangkan bisnis pertanian yang terbilang dahsyat. Betapa tidak, hanya dengan modal ratusan ribu, ia bisa meningkatkan penghasilan hingga jutaan rupiah.

Petani itu bernama Rustamaji. Di lahan seluas 1 hektar di dekat tempat tinggalnya di Rembang telah ditanami mentimun jenis Wrinter Melon atau yang biasa disebut juga dengan Mentimun Jepang.
Menurutnya, dalam budidaya mentimun jenis ini tidak membutuhkan modal besar, tapi hasilnya sangat luar biasa. Dalam satu pohon, biaya sewa tanah dan perawatan, mulai dari tanam hingga panen jika dikalkulasi hanya menghabiskan Rp. 2.000 saja per satu pohon mentimun.

Dalam satu pohon bisa menghasilkan buah dengan berat 2 hingga 6 kilogram, sedangkan harga per-kilogramnya mencapai Rp.1.500. Jadi jika ditotal, dengan modal Rp. 2.000 per pohon, bisa berkembang menjadi Rp. 3.000 - Rp. 9.000 per satu pohon mentimun.

Mengenai masa tumbuh pada mentimun ini, kurang lebih mencapai 90 hari. Sedangkan masa panen bisa dilakukan pada usia 36-40 hari setelah tanam.

“Mentimun Jepang jenisnya banyak, tapi saya memilih jenis ini karena selain banyak manfaatnya bagi kesehatan, buahnya lebih besar dari mentimun biasa,” terang Rustamaji.

Saat ditanya tentang penjualan hasil panennya kepada pewarta media ini, Rustamaji mengatakan, dirinya tidak khawatir karena sebelumnya sudah menjalin kerjasama dengan seorang pengepul yang siap mengambil hasil panenannya setiap saat.

Rustamaji menyampaikan, dirinya siap menularkan ilmunya kepada orang lain jika ada masyarakat yang tertarik dengan usahanya ini.

“Jika ada masyarakat yang ingin mengetahui cara menanam Mentimun Jepang ini, saya siap menularkan ilmunya dan gratis,” pungkasnya. (Buddy Wirawan)