Notification

×

Iklan

Iklan

6 Permasalahan Lingkungan Hidup di Perkotaan

Kamis, 23 Oktober 2025 | 20.42 WIB Last Updated 2025-10-23T13:42:07Z


Perkotaan tumbuh menjadi pusat aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya. Pertumbuhan ini sayangnya juga melahirkan tekanan besar bagi lingkungan. Beberapa permasalahan seperti polusi udara, limbah padat, berkurangnya ruang hijau, banjir, panas kota (urban heat island), dan degradasi kualitas air menjadi sederet permasalahan khas urban. 


Memahami angka dan tren lingkungan di kota-kota penting untuk merancang kebijakan yang efektif dan solusi lokal yang berkelanjutan. Berikut sejumlah permasalahan yang dihimpun dari https://dlhjawabarat.id/


Permasalahan Lingkungan di Kota


Berikut beberapa permasalahan terkait lingkungan hidup yang seringkali dihadapi sejumlah kota besar di Indonesia. 


1. Urbanisasi: akar banyak masalah lingkungan kota


Kota menjadi magnet bagi penduduk. Perpindahan penduduk ke kota bisa dilindasi karena motif ekonomi, bisa pula oleh motif pendidikan. Proporsi penduduk yang tinggal di kota meningkat secara bertahap. Pertumbuhan ini memperbesar kebutuhan energi, transportasi, perumahan, dan infrastruktur layanan dasar. 


Akibatnya permintaan lahan meningkat yang pada akhir mengkonversi ruang hijau. Pada gilirannya akan menyebabkan penurunan penyerapan air tanah dan berkurangnya pendinginan alami; kepadatan lalu lintas dan aktivitas industri meningkatkan emisi polutan.


2. Polusi udara: ancaman kesehatan di perkotaan


Kota-kota besar Indonesia sering kali menghadapi kualitas udara yang buruk, terutama PM2.5 (partikel halus). Banyak kota melampaui pedoman WHO untuk paparan tahunan PM2.5. Akibat dari meningkatnya polusi ini berimplikasi pada kesehatan pernapasan, kardiovaskular, dan meningkatkan angka kematian dini. 


3. Sampah dan pengelolaan limbah padat


Akibat penduduk yang banyak, juga akan menghasilkan puluhan juta ton sampah rumah tangga dan sejenisnya tiap tahun. Data pengelolaan sampah yang dilaporkan pemerintah memperlihatkan timbulan sampah puluhan juta ton per tahun dari ratusan kabupaten/kota, dengan tingkat pengurangan yang masih kecil. Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik (makanan) dan plastik. 


Kesadaran akan kebersihan juga belum merata. Masih ditemui pembuangan ke sungai dan kawasan permukiman. Juga masih rendahnya tingkat pemilahan sampah dan fasilitas TPA yang melebihi kapasitas. Jika dibiarkan, hal ini akan menyebabkan emisi gas rumah kaca dan pencemaran lingkungan.


4. Berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH) dan kehilangan ekosistem perkotaan


Ruang terbuka hijau per kapita di kota-kota besar seringkali jauh di bawah standar ideal. Hilangnya RTH berkaitan langsung dengan: meningkatnya risiko banjir permukaan, menurunnya kualitas udara lokal, dan meningkatnya efek panas kota.


5. Banjir dan kejadian ekstrem terkait tata guna lahan


Perubahan tutupan lahan (imbalan impervious surface), drainase yang buruk, serta sedimentasi sungai membuat banyak kawasan perkotaan di Indonesia rentan banjir. BNPB dan laporan-laporan bencana menunjukkan ratusan hingga ribuan kejadian banjir per tahun, yang menimpa permukiman, infrastruktur, dan ekonomi lokal. Banjir juga memperburuk pencemaran air karena limpasan membawa sampah dan limbah.


6. Dampak gabungan terhadap kualitas hidup dan ekonomi kota


Kombinasi polusi udara, banjir, sampah, dan hilangnya ruang hijau menurunkan kualitas hidup warga: kesehatan menurun, biaya pelayanan kesehatan naik, produktivitas turun, nilai properti di kawasan rawan lingkungan menurun, dan beban ekonomi tambahan pada pemerintah daerah untuk mitigasi dan pemulihan.


Sumber: https://dlhjawabarat.id/