Republik Guinea merupakan negara pesisir yang terletak di Afrika Barat. Negara ini dulunya bernama Guinea Perancis (French Guinea) karena merupakan negara bagian dari Perancis. Pada tahun 1958, Guinea mendapatkan kemerdekaannya.
Negara Guinea mayoritas beragama Islam.
Catatan Islamic Development Bank (ISDB.org) disebutkan penduduk muslim mencapai
86%. Mereka terdiri dari beragam suku seperti Fula, Mandinka dan Susu.
Sepakbola di Guinea
Sama seperti di Indonesia, sepakbola menjadi
olahraga paling populer di Guinea. Lalu diikuti oleh Basket.
Dikelola oleh Guinean Football Federation,
mereka menjadi anggota FIFA sejak tahun 1962 dan bergabung dengan Konfederasi
Sepakbola Afrika (CAF) sejak tahun 1963.
Tim Nasional Guinea dijuluki Syli Nationale
(Gajah Nasional). Pencapaian terbesarnya saat menjadi runner up Piala Afrika
tahun 1976. Tim Nasional Guinea hingga saat ini belum pernah lolos ke babak
final Piala Dunia.
Pada tahun 2001, FIFA sempat menghukum tim
nasional Guinea dari ajang kualifikasi piala dunia 2002 dan piala Afrika 2002
karena intervensi pemerintah mereka dalam sepakbola. Guinea dibanned dari
kompetisi FIFA selama 2 tahun.
Setelah kembali dari hukuman FIFA mereka
mencapai perempat final Piala Afrika di tahun 2004. Mereka dikalahkan 2-1 oleh
tim nasional Mali. Di Piala Afrika 2006,
2008 dan 2015 mereka juga terhenti di perempat final Piala Afrika.
Pada tahun 2012, Guinea mengalahkan Botswana
6-1 di babak penyisihan grup Piala Afrika 2012, menjadi tim pertama yang
mencetak enam gol dalam pertandingan Piala Afrika sejak Pantai Gading pada
tahun 1970.
Dalam sejarah sepakbola, Guinea juga pernah
dilarang untuk menjadi tuan rumah karena adanya virus Ebola. Pada 4 Januari
2016, CAF mencabut larangan Guinea bermain di kandang internasional mereka di
Guinea setelah negara tersebut dinyatakan bebas Ebola oleh Organisasi Kesehatan
Dunia PBB pada bulan Desember 2015.
Dua pertandinga terkhir Guinea yaitu
pertandingan persahaban resmi FIFA). Mereka berhasil menang 6-0 melawan Vanuatu
dan menang 5-1 mengalahkan Bermuda. Kedua pertandingan berlangsung di Jeddah,
Arab Saudi.
Naby Laye Keita merupakan salah satu pemain
utama di tim nasional Guinea dengan 12 gol hasil dari 58 caps. Pemain tengah
Werder Bremen ini juga menjadi kapten tim nasional Guinea. Keita mulai
memperkuat tim nasional senior Guinea pada tahun 2012 hingga saat ini.
Tim Nasional Guinea U23
Dilansir SoccerWay, lima pertandingan terakhir
tim nasional Guinea U23 yaitu kalah saat menghadapi Kongo U23 (28 Juni 2023),
lalu menuai hasil seri 1-1 menghadapi Ghana U23 (1 Juli 2023). Guinea juga
harus mengakui mesir U23 dengan skor 0-1 pada 5 Juli 2023. Lalu menghadapi Mali
U-23 pertandingan juga seri 0-0. Dan pertandingan terakhir yang berlangsung
pada 22 Maret 2024 kembali kalah menghadapi Amerika Serikat U23 dengan skor
3-0.
Pemain yang paling banyak mendapatkan caps
untuk timnas Guinea adalah Algassime Bah. Ia merupakan pemain tengah untuk klub
Liga Yunani, Olympiacos.
Di Olimpiade Paris 2024, Guinea berpeluang lolos. Benua Afrika diwakili oleh Juara bertahan Piala Afrika U-23 TotalEnergies CAF, Maroko. Selain itu juga terdapat Mesir yang menjadi Runner Up. Dan juga terdapat Mali.
Guinea yang berada diposisi keempat Piala Afrika U23 berpeluang lolos ke Olimpiade juga berhasil mengalahkan peringkat keempat Piala Asia U23.
Beberapa pemain dari Guinea U23 yaitu Ibrahim Kone, Conte, Mouchtar Diakhaby, Julian Jeanvier, Issiaga Sylla, Moriba, Konate, Morgan Guilavogui, Aguibou Camara, Kamano, Mohamed Bayo.
Saat ini Tim Nasional Guinea U23 dilatih oleh Kaba Diawara. Dia merupakan mantan pemain yang kini melatih Timnas Guinea sejak tahun 2021.
Sebelum menjadi pelatih, Kaba Diawara pernah bermain untuk sejumlah tim Perancis seperti Sporting Toulon, Bordeaux, Rennes, Olympique de Marseille, Nice, Paris Saint-Germain, dan Arles-Avignon.
Ia juga sempat memperkuat tim Inggris seperti Blackburn Rovers, West Ham United dan Arsenal.
Setelah tidak lagi menjadi pemain, ia kemudian menjadi pundit sepakbola untuk kanal ternama Perancis Canal+