Aktualita.co - Nama Miftahul Jannah banyak dibicarakan masyarakat Indonesia karena kegigihannya. Ia dengan sangat yakin memilih untuk didiskualifikasi daripada harus melepas jilbabnya dalam pertandingan.
Seharusnya Miftahul Jannah bertarung di kelas 52 kg putri blind Judo klasifikasi low vission menghadapi atlet Mongolia, Gentulga Oyun di JIExpo Kemayoron, Senin 8 Oktober 2018.
"Lebih banyak lega. Saya juga bangga karena sudah bisa melawan diri sendiri, melawan ego sendiri," kata Miftahul Jannah, kepada wartawan setelah gagal bertanding.
Ustadz Adi Hidayat Lc MA, memuji sikap Miftahul Jannah sebagai atlet akherat dan bukan sekadar atlet dunia. Ia pun mengapresiasi sikap Miftahul Jannah dan memberikan hadiah umrah bersama dengan 2 orang lain yang boleh dipilih Miftahul Jannah. Demikian dilansir laman Youtube AkhyarTV.
Atlet Berprestasi
Miftahul Jannah adalah atlet asal Aceh Besar yang lahir pada 4 Mei 1997. Seperti yang dilansir dari laman profil atlet Asian Para Games, Miftahul merupakan juara Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 yang berlangsung di Bandung.Miftahul Jannah pada Peparnas XV tersebut menyumbang emas kelas 48 kilogram. Walau berasal dari Aceh, tetapi saat itu ia mewakili Jawa Barat.
Atlet Judo Berjilbab
Benarkah atlet judo tidak boleh mengenakan jilbab. Peristiwa yang hampir sama pernah terjadi di Olimpiade London 2012. Pejudo putri Arab Saudi, Wojdan Ali Seraj Abdulrahim tetap menggunakan hijab kala bertanding walau sempat didahului oleh diskusi alot.Ia tetap bisa tampil karena sudah ada kesepakatan antara Federasi Judo Internasional dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) serta Komite Olimpiade Arab Saudi.
"Dalam judo, kami menggunakan cengkeraman dan pitingan di leher, jadi penggunaan jilbab akan jadi berbahaya," tutur juru bicara IJF ketika itu, Nicolas Messner, dikutip dari Guardian.
__
Ikuti juga kisah atlet Wushu Turki yang menolak melepas jilbabnya di Aktualita TV