Sejarah Hari Valentine dan Komersialisasi -->

Iklan Semua Halaman

Sejarah Hari Valentine dan Komersialisasi

Minggu, 13 Februari 2022

 


 

Valentine yang lebih sering dirayakan oleh remaja selama ini sering kali disangkut pautkan dengan kasih sayang. Tetapi dewasa ini, Hari Valentine lebih banyak "dirayakan" oleh brand dengan membuat aneka produk yang seakan-akan memanfaatkan momentum Hari Valentine.


Tak heran jika penjualan coklat meningkat pada saat Hari Valentine. Data Tokopedia pada Februari 2017, penjualan cokelat meningkat lebih dari 650 persen dan penjualan bunga tercatat meningkat lebih dari 250 persen. Demikian halnya dengan penjualan cokelat di berbagai gerai minimarket juga semarak oleh penjualan coklat. 


Dari Kartu Ucapan ke Cokelat

Coklat, Valentine dan komersialisasinya memang tidak bisa dipisahkan.  Sejarah coklat dan Hari Valentine bisa dirunut pada saat Victoria menjadi Ratu pada 1837, teknologi siap mengubah Hari Valentine menjadi bonanza komersial. Rakyat Victoria senang menghujani orang-orang yang mereka sayangi dengan hadiah dan kartu yang dihiasi Cupid.


Film Eternal Sunshine of the Spotless Mind juga menampilkan pendapat jika Hari Valentine sengaja dibuat oleh perusahaan kartu ucapan. Pada awalnya, orang-orang bertukar  token, uang kertas, dan kartu buatan tangan pada 14 Februari. Tradisi ini berkembang ketika infrastruktur pos diperbaiki pada pertengahan abad ke-19.


Beberapa orang membantah hal ini. Dengan asumsi, kartu ucapan yang diproduksi secara massal diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1849 dan dijual oleh Hallmark pada tahun 1913. Sehingga, Valentine sudah muncul lebih dahulu sebelum munculnya Hari Valentine.


Komersialisasi Hari Valentine juga dibuat oleh produsen cokelat. Pada tahun 1840-an, seiring dengan semakin banyaknya orang Inggris merayakan Valentine, muncul Richard Cadbury, keturunan keluarga produsen cokelat Inggris yang menjadi produsen pertama yang menempatkan cokelat dalam kotak berbentuk hati.  Richard Cadburry merilis cokelat Valentine pertama pada tahun 1868. Cadburry-nya juga ditempatkan dalam kotak berbentuk hati. Setelah cokelat habis, boks disimpan untuk aksesori atau wadah menaruh barang lainnya.


Nama lainnya adalah Clara Stover yang mulai membungkus "Bungalow Candies" pada 1923. Dia dan suaminya pindah ke Kansas City dan membuka beberapa pabrik, menjual cokelat Valentine dalam kotak-kotak berbentuk hati ke department store di Midwest. Sebelum, Milton Hershey yang awalnya memproduksi karamel ikut melapisi karamelnya dengan cokelat, dan pada 1907 ia merilis produk berbentuk air mata jatuh bernama 'Kisses'.


Seiring semakin pesatnya budaya konsumerime, komersialisasi Hari Valentinepun semakin masif. Bahkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sempat menemukan komersialisasi Hari Valentine yang bersifat negatif. Misalnya, promo untuk penginapan bagi pasangan muda yang belum menikah, coklat berhadiah kondom dan kontrasepsi serta berbagai layanan lainnya.


Kini dengan semakin berkembangnya sosial media dan beragam produk semakin beragam pula bentuk komersialisasi Valentine.