Pentingkah Mengenal Teori Marketing Untuk Toko Online Skala Kecil? -->

Iklan Semua Halaman

Pentingkah Mengenal Teori Marketing Untuk Toko Online Skala Kecil?

Rabu, 10 Februari 2021


Banyak orang memulai peruntungannya dengan berjualan secara online. Sayangnya, tidak sedikit yang beranggapan bahwa berjualan secara online cukup hanya dengan memposting barang dagangan di platform online seperti marketplace, sosial media ataupun ke website toko online yang dibuat. Akibatnya, usaha yang dijalankan tak ubahnya hanya sekadar untung-untungan. Tidak menganggap bahwa dunia bisnis adalah dunia yang punya pola dan dibisa diterapkan untuk berbagai hal. 


Pedagang online sekecil apapun skalanya, juga tetap harus memperhatikan tentang marketing. Berjualan secara online tentu saja berbeda dengan penjualan secara offline, sehingga pola yang dilakukan juga seharusnya berbeda. Ada metode yang bisa memudahkan jika dimanfaatkan dengan baik. Dan berjualan secara online saat ini, tentu saja berbeda dengan berjualan online 5 atau 10 tahun yang lalu.  

 

 

Dari Marketing 1.0 ke Marketing 4.0

 

Istilah marketing 4.0 adalah istilah yang mengacu pada teori dari pakar marketing Philip Kotler yang kemudian menuliskannya dalam buku Marketing 4.0: Bergerak dari Tradisional ke Digital (Gramedia Pustaka Utama, 2019) bersama Hermawan Kartajaya dan Iwan Setiawan. 

 

Buku ini sebenarnya merupakan lanjutan dari buku mereka sebelumnya yaitu Marketing 3.0 yang dituliskan hampir 1 dasawarsa sebelumnya yaitu pada tahun 2010. 

 

Sentuhan teknologi sebenarnya sudah ada pada marketing 3.0 yaitu tahun di mana twitter dan facebook sudah mulai besar. Demikian juga startup mulai dilirik seperti halnya Airbnb. Walau demikian startup tersebut belum sebesar sekarang. Misalnya Spotify sudah ada sejak tahun 2006, tetapi di tahun 2010 itu, orang belum begitu melirik spotify. 

 

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita melihat perkembangan dari teori marketing. Marketing 1.0 adalah marketing yang didorong oleh produk, sedangkan marketing 2.0 adalah pemasaran yang berpusat pada pelanggan. Sisi pelanggan mulai disentuh dan memaknai bahwa pelanggan harus didekati. Perkembangan selanjutnya adalah pemasaran 3.0 yang merupakan pemasaran yang perpusat pada manusia. Perusahaan tidak serta merta berbicara tentang produk dan layanan mereka tetapi juga tentang nilai, dan juga visi dan misi.

 

Tahapan selanjutnya di era digital adalah adalah big data. Kemajuan inilah yang kemudian seharusnya dimanfaatkan oleh pemasar (marketing) 4.0. Pelaku pemasaran harus bisa menjual produk yang dapat menyentuh pelanggan mereka secara pribadi. 

 

Salah satu sisi perbedaan landscape konsumen di era marketing 4.0 adalah pelanggan yang memiliki posisi yang kuat. Mereka bisa sangat vokal bersuara melalui berbagai saluran digital baik pada ulasan produk ataupun melalui media sosial mereka. Dan uniknya, semuanya bisa dengan cepat viral. 

 

Satu lagi yang tidak bisa dilupakan adalah media sosial menjadi faktor penting karena tentu saja konsumen yang satu akan lebih mendengarkan atau percaya pada ulasan yang dilakukan oleh orang yang mereka kenal dan ada di jaringan pertemanan mereka.

 

Memanfaatkan Teori Marketing 4.0 untuk Toko Online

 

Salah satu ciri dari pemasaran 4.0 adalah banyaknya saluran pemasaran. Akibatnya, sebagai pemilik toko online kita harus hadir di berbagai saluran pemasaran tersebut agar pengalaman berbelanja konsumen bisa berlangsung dengan baik. 


Hadir dengan website toko online yang up to date adalah salah satu kehadiran. Seperti diketahui bahwa Marketing 4.0 mengintegrasikan style dan substance atau memadukan antara branding yang bagus dan juga konten yang relevan terhadap konsumen. 


Agar konsumen bisa mendapatkan substance yang relevan, mereka yang berdagang secara online, sebaiknya memiliki toko online yang tidak hanya menyugukan "produk", tetapi juga "konten" adalah hal yang harus dilakukan. Pelaku bisnis online sebaiknya memiliki laman website yang bisa diakses oleh konsumen setiap saat.  


Saat ini memiliki website toko online sudah tidak lagi sulit dan juga harganya relatif terjangkau.  Misalnya Niagahoster memiliki layanan membuat toko online instan. Pengguna cukup memilih template website yang telah tersedia, lalu upload produk mereka. Tidak dibutuhkan keahlian khusus untuk menggunakan layanan ini.  Selain itu, melakukan integrasi dengan sosial media ataupun marketplace bisa dilakukan dengan mudah. 


Layanan ini bisa digunakan oleh toko online, dealer kendaraan, agen properti, mini marketplace, hingga butik online. 

 

Kesimpulan

 

Banyak pemilik toko online, karena produk mereka hanya sedikit atau skala usaha yang kecil menganggap tidak perlu mengaplikasikan teori marketing dalam bisnis atau jualan mereka. 


Padahal pada dasarnya banyak hal dari teori marketing yang jika mau diaplikasikan sesuai dengan keadaan bisnis yang dijalani bisa membuat bisnis yang dijalankan lebih mudah berkembang, termasuk konsep Marketing 4.0.