Hubungan Antara Sering Makan Gorengan dan Penyakit Jantung -->

Iklan Semua Halaman

Hubungan Antara Sering Makan Gorengan dan Penyakit Jantung

Selasa, 16 Februari 2021


 

Aktualita.co - Kementerian Kesehatan memasukkan kebiasan makan gorengan sebagai salah satu makanan berisiko yang menjadi indikator yang disurvey disamping makanan manis, makanan asin, makanan daging/ayam/ikan olahan dengan pengawet, bumbu penyedap, soft drink, minuman berenergi dan juga mie instan. 

 

Hasil survey tersebut dirilis dalam Data Riset Kesehatan Dasar (Rinkesda) Kementerian Kesehatan. RINKESDA 2018 mendapatkan temuan jika Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi dengan kebiasaan makan-makanan berlemak/berkolestrol/gorengan tertinggi di Indonesia. Lebih dari 58,4% penduduk Jawa Tengah berusia lebih dari 3 tahun mengkonsumsi makanan tersebut lebih dari 1 kali perhari. 

 

Temuan yang juga menarik adalah berdasarkan tempat tinggal, justru masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih banyak mengkonsumsi makanan berlemak tinggi/berkolestrol/gorengan lebih dari 1 kali sehari dibanding mereka yang tinggal di perdesaan yaitu 43,6% berbanding 39,5%. 

 

Secara umum, 41,7 persen orang Indonesia makan gorengan lebih dari 1 kali sehari.  Wajar jika kebiasaan konsumsi gorengan/makanan berlemak tinggi dan berkolestrol menjadi salah satu hal yang dimasukkan dalam survey kesehatan, karena makanan ini juga berhubungan erat dengan kesehatan salah satunya adalah penyakit jantung. 

 

Gorengan dan Hubungannya dengan Penyakit Jantung

 

ScienceDaily melansir data dari penelitian yang diterbitkan melalui jurnal Heart pada awal 2021 berdasarkan hasil kajian yang dilakukan pada April 2020. Penelitian ini menyebutkan jika makanan yang digoreng berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke. 

 

Setelah meneliti 262 ribu lebih peserta termasuk melibatkan lebih dari 36 ribu penderita kardiovaskular utama, penelitian ini menemukan mereka yang mengkonsumsi gorengan lebih banyak 28% lebih tinggi mengalami risiko gangguan kardiovaskular, 22% jantung koroner dan 37% gagal jantung.

 

Walaupun demikian, penelitian ini tidak mengungkapkan jenis gorengan tetapi makanan yang digoreng seperti ikan goreng, kentang goreng atau makanan lainnya.  

 

Tidak hanya gorengan, tetapi juga makanan yang digoreng secara umum pada dasarnya mengandung lemak yang menghasilkan asam lemak trans berbahaya karena dapat meningkatkan kadar kolestrol pada darah. Selain itu, pada dasarnya mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori akan menyebabkan risiko kenaikan berat badan dan juga diabetes. 

 

Belum lagi jika dihubungkan bahwa makanan yang digoreng juga seringkali tinggi kandungan garam. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia juga kerap memadukan antara makan gorengan dengan minuman manis.

 

Mensiasati Kegemaran Makan Gorengan

 

Cara terbaik untuk mensiasati kebiasaan makan gorengan tentu saja mengurangi sebisa mungkin makan makanan yang digoreng. Tetap jika memang tidak bisa bisa menggantinya dengan minyak zaitun atau minyak kelapa. 

 

Kebiasaan menggunakan minyak goreng secara berulang juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi dampak negatifnya. Perhatikan pula saat menggoreng agar tidak menggunakan minyak bersuhu terlalu rendah karena membuat makanan justru menyerap minyak lebih banyak. Juga tidak disarankan menggoreng saat suhu minyak terlalu tinggi karena akan membuat minyak menghasilkan radikal bebas. 

 

Jika memungkinkan, sebenarnya kita juga bisa menggunakan penggorengan tanpa minyak atau disebut air fryer. Tentu alat penggorengan ini lebih mahal.

 

Tentu saja menikmati gorengan bukan menjadi penyebab satu-satunya dari penyakit jantung. Hal yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung selain memperbaiki pola makan dengan pola makan sehat dengan gizi seimbang, juga memperhatikan aktivitas fisik/olahraga dan menjaga diri agar tidak stres.

 

Kita juga bisa memperkaya wawasan tentang kesehatan jantung dengan membaca berbagai referensi terpercaya melalui aplikasi kesehatan. Salah satunya misalnya HaloDoc. Aplikasi HaloDoc tidak hanya berfungsi untuk membuat janji dengan dokter atau layanan kesehatan lainnya, tetapi aplikasi ini juga berisi berbagai informasi mengenai kesehatan termasuk kesehatan jantung.

 

Menariknya, artikel kesehatan yang ada di HaloDoc ditinjau langsung oleh dokter yang berkompeten sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan jelas.