Aktualita.co - TNI mengerahkan delapan Kapal Republik Indonesia (KRI) berpatroli di Natuna menyusul banyaknya nelayan asing dan coast guard China yang masuk ke ZEE Indonesia.
KRI yang dikerahkan adalah KRI jenis Korvet dan Fregat. Tak hanya itu, kapal-kapal tersebut juga dibantu oleh kapal angkut pasukan dan logistik.
KRI ini secara bergantian akan berpatroli di Natuna. Bukan untuk berperang, tetapi menunjukkan kehadiran Indonesia di laut Natuna.
Inilah daftar KRI yang kini ditugaskan menjaga laut perairan Natuna?
1. KRI Tjiptadi 381
KRI Tjiptadi 381 adalah kapal jenis korvet yang merupakan armada Kormaba I. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam di perairan dangkal / pantai.
KRI Tjiptadi sudah berpengalaman berhadapan dengan kapal asing. Baik kapal asing Vietnam maupun kapal asing China.
KRI Tjiptadi 381 merupakan kapal buatan Jerman. Indonesia membeli kapal bekas Jerman Timur ini pada 1993.
2. KRI Teuku Umar 385
KRI Teuku Umar merupakan kapal perang Indonesia dari jenis korvet. Kapal ini didesain untuk peperangan anti kapal selam di perairan dangkal / pantai. Juga dibeli dari Jerman Timur pada tahun 1993.
KRI Teuku Umar juga merupakan armada Koarmaba I Wilayah Barat. Karena itu, KRI Teuku Umar sudah sangat akrab bersentuhan dengan kapal-kapal asing yang coba memasuki wilayah ZEE Indonesia di Natuna.
3. KRI Jhon Lie 358
KRI Jhon Lie adalah kapal korvet yang dibuat untuk Angkatan Laut Brunei dengan nama KDB Nakhoda Ragam. Kapal ini dibuat oleh BAE Systems Marine Ltd Inggris dan mulai bertugas sejak 2014.
KRI Jhon Lie memiliki kemampuan peperangan permukaan, udara, bawah air dan peperangan eletronika. Kemampuan peperangan multi dimensi, bahkan ada heli tempur on board.
KRI ini awalnya bertugas di Armatim di Surabaya sebelum akhirnya alih bina ke Koarmabar pada 2018 lalu.
4. KRI Sutedi Senoputra 378
KRI Sutedi Senoputra merupakan kapal perang Indonesia dari jenis korvet. Kapal ini didesain untuk peperangan anti kapal selam diperairan dangkal / pantai.
Kapal ini juga bagian dari kapal korvet yang dibeli Indonesia dari Jerman Timur.
KRI Sutedi Senoputra berada pada Koarmabar. Selain untuk tujuan perang, KRI juga digunakan untuk operasi militer selain perang. Termasuk membantu masyarakat Indonesia yang berada di ujung pulau atau pulau terluar.
5. KRI Usman Harun 359
KRI Usman Harun adalah kapal F2000 Korvet buatan BAE Systems Marine Inggris. KRI Usman Harun tiba di Indonesia pada september 2014.
Sebelumnya, kapal ini bernama KDB Bendahara Sakam-29, yang merupakan pesanan Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam.
Penamaan kapal ini sempat memicu protes Singapura. Karena menganggap sosok Usman Harun pernah menyerang Singapura. Saat itu prajurit Indonesia Usman Janatin dan Harun Thohir melakukan pengeboman MacDonald House pada 1965 sebagai bagian dari Komando Mandala Siaga.
KRI USman Harun termasuk salah satu kapal yang bertugas pada misi pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh pada 2015 lalu.
Kapal perang ini pas untuk keperluan patroli jarak dekat-menengah dan kawal-sergap.
6. KRI Karel Satsuit Tubun 356
KRI Karel Satsuit Tubun merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama HNLMS Isaac Sweers (F814) yang kemudian dibeli oleh Indonesia.
Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli.
Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) Mistral menggantikan Sea Cat.
Soal pengamanan laut, KRI Karel Satsuit Tubun salah satunya pernah mengamankan empat kapal penangkap ikan secara ilegal asal Filipina di perairan Maluku Utara.
7. KRI Tarakan 905
KRI Tarakan 905 adalah salah satu KRI buatan bangsa Indonesia yaitu PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) pada 2012 lalu. KRI ini bertugas untuk Satuan Tugas Kapal Bantu Koarmatim.
KRI Tarakan merupakan kapal jenis bantuk cari minyak (tanker). Sebagai kapal tanker, KRI Tarakan ini bisa menyuplai bahan bakar kapal perang lain agar bisa lebih lama beroperasi di laut.
Kapal ini juga memiliki fungsi lain yaitu misi SAR, operasi militer bukan perang, serta kapal markas.
KRI Ahmad Yani (351) merupakan kapal pertama kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL memperkuat Komando Armada Kawasan Timur.
Kapal ini jenis fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Van Speijk F804) yang kemudian dibeli oleh Indonesia.
Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980.
Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
KRI juga pernah ditugaskan untuk membantu saat gempa palu oktober 2018 lalu.
9. KRI Teluk Sibolga 536
KRI Teluk Sibolga (536) dibawah kesatuan Komando armada barat ( KOARMABAR ), Jakarta. Kapal ini merupakan kapal keenam dari kapal perang jenis kapal pendarat kelas Teluk Gilimanuk milik TNI AL.
KRI Teluk Sibolga dibangun oleh VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur pada tahun 1977 untuk Angkatan Laut Jerman Timur dengan nomor lambung 612. Kapal berjenis Frosch-I/Type 108 ini kemudian dibeli pemerintah untuk TNI Angkatan Laut dan masuk armada pada tahun 1993. KRI ini termasuk dalam paket pembelian sejumlah kapal perang eks Jerman Timur pada masa pemerintahan Presiden Suharto.
KRI Teluk Sibolga bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan Marinir TNI AL dan juga sebagai kapal pengangkut logistik.
KRI Teluk Sibolga bukanlah termasuk armada tempur maupun pemukul. Sebagai armada pendarat dan pengangkut logistik, KRI Teluk Sibolga hanya dibekali senjata pertahanan diri.