Mengenal Nagini : Mitologi Indonesia di Film Harry Potter -->

Iklan Semua Halaman

Mengenal Nagini : Mitologi Indonesia di Film Harry Potter

Jumat, 28 September 2018
Aktualita.co - Dari berbagai tokoh yang ada di cerita Harry Potter, J.K Rowling memasukkan karakter Nagini. Karakter Nagini disebutkan pada mulanya adalah wanita dan karakter ini juga muncul dalam film sekuel Fantastic Beasts, The Crimes of Grindelwald.

Dalam Cerita Harry Potter, Nagini adalah ular betina yang sangat besar yang dimiliki Lord Voldemort.

Karakter ini sebenarnya banyak diprotes karena Nagini, si siluman ular diperankan oleh artis Korea Claudia Kim. Selain informasi jika Nagini adalah Maledictus dan bukan Animagus yang dipendamnya selama 20 tahun, JK Rowling ternyata punya kabar lain.

Tak banyak yang tahu rupanya, Nagini adalah karakter yang dibuat J.K Rowling karena terinspirasi dari Indonesia.

"The Naga are snake-like mythical creatures of Indonesian mythology, hence the name 'Nagini," tulis JK Rowling pada akun twiitternya 26 September 2018 menjawab tweet dari penggemar.

"They are somentimes depicted as winged, sometimes as half human, half snake. Indonesia, camprises a few hundred ethnic gropus, including Javanese, Chinese and Betawi. Have a lovely day," tulisnya yang langsung menuai puluhan ribu retweet dan like.

Menarik mencermati kicauan J.K Rowling tersebut yang menyebutkan terjadi akulturasi budaya antara etnis Jawa, Betawi dan Cina yang saling mempengaruhi hingga kemudian melahirkan mitologi siluman ular atau naga.

Siluman Ular di Indonesia

 Seperti yang kita ketahui, kisah siluman ular sudah sangat banyak diceritakan di Indonesia.

Siluman ular di Indonesia memang tidak bisa dipisahkan dengan pembauran budaya dengan tionghoa. Misalnya pada film Ouw Peh Tjoa alias Doea Siloeman Oeler Poeti en Item (Dua Siluman Ular Putih dan Hitam) karya sutradara keturunan Tionghoa, The Teng Chun. Film ini menjadi film horor pertama yang ditayangkan di Indonesia.

Film ini dibuat ketika Indonesia masih bernama Hindia Belanda ditahun 1934. Nuansa Tionghoa yang muncul memang wajar karena film ini diadaptasi dari Legenda Siluman Ular Putih yang merupakan cerita Rakyat Cina.

Serupa dengan Nagini di cerita Harry Potter yang menampilkan siluman ular dalam wujud perempuan. Nyi Blorong yang pernah diangkat ke layar lebar di Indonesia periode 1980-1990an juga menampilkan sosok perempuan.

Misalnya film Nyi Blorong (1982), Perkawinan Nyi Blorong (1983), Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986), dan Titisan Dewi Ular (1990).